Sabtu, 19 Januari 2013



Operasi khusus memiliki resiko lebih besar dari operasi militer konvensional. Biasanya terjadi di wilayah musuh, seringkali dalam medan dan iklim yang tak bersahabat. Walaupun operasi dipersiapkan dengan cermat, masih saja bisa gagal sehingga pasukan khusus harus selalu mengasumsikan bahwa kemungkinan terburuk pasti akan terjadi. Untuk alasan ini, setiap prajurit harus berlatih untuk bertahan hidup dan menemukan jalan pulang ke markasnya.
Kemampuan untuk bertahan hidup dari bencana, cuaca, dan kelaparan adalah persyaratan utama bagi personel pasukan khusus. Para ahli-ahli militer menilai bahwa, prajurit akan lebih banyak menanggung resiko, karena tahu bahwa segalanya bisa saja gagal. Mereka berasumsi bahwa setiap prajurit yang dikirimkan memiliki pengetahuan militer untuk beroperasi di segala jenis medan. Jika semuanya gagal, maka harus akan menghindari penangkapan musuh. Kalaupun gagal, maka para komandan pun tahu bahwa semua personel pasukan khusus dilatih untuk bertahan dari kejamnya integorasi.




MAKANAN, AIR DAN PAKAIAN

Tidaklah mungkin membawa Ransum yang cukup untuk misi yang membutuhkan waktu lebih dari 10 hari. Jadi, Pasukan khusus harus mengandalkan perbekalan yang disembunyikan di tempat-tempat tertentu, atau diisi ulang dari markas. Jika kedua pilihan ini tidak memungkinkan, maka mereka harus menambah perbekalan dengan makanan dan air yang tersedia di medan tersebut. Air harus selalu dimurnikan, karena disentri dapat melumpuhkan seorang prajurit. Bertahan prima dan segar saat bertahan hidup saat kondisi ekstrem untuk waktu yang lama membutuhkan perhatian yang terus-menerus pada perawatan kesehatan diri, khususnya pada kebersihan kaki, gigi, dan luka-luka apapun.
Pakaian basah akan sangat berbahaya karena menyedot panas tubuh yang sangat berharga. Seorang prajurit harus belajar menghemat pakaian kering dan menghindari bahaya terkena hawa dingin yang dapat mengakibatkan bencana. Ada kemungkinan besar bahwa tanpa adanya tempat berlindung (naungan), prajurit akan menggigil kedinginan pada malam hari, atau pada saat mereka tidak bergerak sama sekali pada saat mereka melakukan pengamatan dalam waktu yang sangat lama.







KONDISI EKSTREM

Unit Pasukan Khusus menempuh pendidikan bertahan hidup dalam kondisi dan iklim yang berbeda guna mempersiapkan diri menghadapi misi-misi di medan apapun. Contohnya di hutan, dengan panasnya yang lembab, serangga yang mengganggu, dan vegetasi yang lebat, adalah lingkungan yang berat dan berpotensi tidak sehat. Seorang prajurit terbiasa mengenakan pakaian kotor dan basah hari demi hari, dan hanya mengganti pakaian dengan pakaian yang kering pada malam harinya saat situasi aman di kamp. Saat beroperasi di belakang garis musuh, pasukan khusus menyesuaikan diri dengan apa yang disebut dengan “hard routine” (rutinitas berat). Ini berarti tidak memasak, berbicara, ataupun tidak membuat tempat naungan, dan bergerak dengan penuh kehati-hatian untuk menghindari suara-suara yang tidak perlu. Setiap goresan dan gigitan serangga harus segera disterilkan untuk menghindari infeksi. Karena usaha bergerak melalui hutan yang lebat, tingkat hidrasi tubuh seorang prajurit harus terus dijaga.

Jika kondisi hutan yang panas dan lembab memberikan sejumlah masalah yang unik, begitu pula dengan kondisi ekstrem kutub utara yang membekukan. Masalah hawa dingin seperti frostbite dan paparan udara dingin adalah ancaman yang terus ada. Dehidrasi juga merupakan ancaman yang sangat serius, walaupun ada banyak salju dan es. Hawa dingin, udara yang sangat kering, dan juga beratnya pernafasan akibat hawa dingin yang disebabkan oleh ber-ski jarak jauh dengan membawa beban berat membuat tubuh membutuhkan banyak cairan. Perbekalan prajurit juga harus cukup untuk bertahan didalam misi di kutub. Karena ransum kutub yang dibungkus dalam bentuk yang dikeringkan, memerlukan tambahan air sebelum dapat dikonsumsi. Dan untuk mendapatkan air, harus melelehkan salju, untuk melelehkan salju, berarti memerlukan alat-alat seperti kompor dan alat lainnya, yang berarti menambah beban seorang prajurit dari ganasnya medan kutub.

Kondisi gurun juga menghadirkan kesulitan tersendiri dalam bertahan hidup. Tanaman jarang ada, dan bertahan hidup dari alam nyaris tidak mungkin. Kekurangan air juga merupakan ancaman nyata bagi kesuksesan seorang prajurit didalam sebuah misi. Temperatur panas yang membakar dapat mengakibatkan kelelahan dan dehidrasi dalam waktu yang sangat singkat. Khususnya bagi mereka yang membawa senjata dan beban yang berat. Untuk mengatasi masalah ini, biasanya prajurit dibekali dengan 19 liter (4 galon) air per-hari nya. Prajurit juga harus membawa tablet khusus untuk dikonsumsi, untuk menggantikan mineral seperti garam, yang hilang bersama keringat saat dehidrasi.
Setiap lingkungan menghadirkan tantangannya tersendiri. Oleh karena itu, bagi unit Pasukan khusus, penting bagi mereka dalam mempelajari teknik-teknik bertahan hidup dan juga teknik-teknik yang mempelajari keahlian didalam medan dan cuaca yang tidak bersahabat. Teknik-teknik tersebutlah yang menjadi kesuksesan prajurit pasukan khusus dalam bertahan hidup di medan yang ekstrem, yang kemudian menjadi kemenangan didalam suatu misi atau operasi rahasia.